Rabu, 03 September 2014

Dunia anak adalah dunia bermain

Dunia anak adalah dunia bermain, karena bermain merupakan kebutuhan mental, fisik dan psikologis anak dalam pertumbuhannya.
Bermain memberikan kebahagiaan luar biasa pada anak karena mereka dapat mengekspresikan berbagai perasaannya dan belajar bersosialisasi serta beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.


Anak-anak tak pernah lepas dengan yang namanya mainan dan hiburan. Tak heran jika para orangtua terus berusaha melakukan apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya, salah satunya dengan cara memberikan mainan untuk anak-anak mereka.
Banyak ragam dan jenis mainan tersedia di pasaran, mainan ataupun mainan kayu baik di toko online maupun di pusat perbelanjaan.


Banyak orang tua belum memahami bahwa bagi anak, bermain bukan hanya untuk bersenang-senang. Bermain melalui mainan merupakan sarana stimulasi bagi kemampuan anak, sejak masih bayi misalnya, mainan mampu meningkatkan panca indera mereka, terutama daya lihat, daya raba/rasa serta daya dengar bayi.

Selain itu, bermain juga mengasah keterampilan anak dalam mengobservasi dan mempraktikkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut para ahli, anak yang kurang bermain bisa jadi akan mengalami kesulitan belajar kelak di kemudian hari.

Mainan bisa dikatakan merupakan harta benda yang sangat berharga bagi anak-anak. Karena mainan bisa begitu menyenangkan sekaligus memberi pelajaran anak. Permainan dapat membangun fungsi tubuh anak agar dapat berkembang lebih baik. Kecerdasan dan fungsi tubuh anak bisa dibangun lewat aktivitas bermain.

Anak bisa merasa bahagia dengan mainan yang dimilikinya, sehingga kadang anak terlihat sangat asyik dengan mainannya sendiri. Rasa bahagia inilah yang menstimulasi syaraf-syaraf otak anak untuk saling terhubung, sehingga membentuk sebuah memori baru, tentunya memori yang indah akan membuat jiwa anak menjadi sehat, dan begitupun sebaliknya.

Dengan bermain, terjadi proses alamiah dan naluriah yang berfungsi sebagai nutrisi dan gizi bagi kesehatan fisik dan psikis anak dalam masa perkembangannya. kalau sudah seperti itu, maka anak-anak akan lebih mudah menerima pelajaran yang nantinya akan diberikan.

Aktivitas bergerak dan bersuara akan menjadi sarana dan proses belajar yang efektif buat anak, proses belajar yang tidak sama dengan belajar secara formal di sekolah. Bisa dianalogikan bahwa bermain merupakan praktik dari teori sosialisasi dengan lingkungan anak.

Namun, meski tujuan menyediakan mainan untuk membahagiakan buah hati, para orangtua juga harus memahami dan menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan anak, karena tak semua keinginan itu baik untuk perkembangan fisik maupun psikis anak.

Apalagi saat ini, dimana di setiap gerai penjualan mainan sangat banyak mainan impor yang ternyata berbahaya bagi kesehatan anak. Untuk itu, mulai kini diharapkan bagi setiap orangtua untuk mulai sadar bagaimana seharusnya memilih mainan untuk anak-anaknya.

Ada baiknya memilih mainan sesuai dengan umur dan jenis yang aman bagi anak.
Kalau orangtua ingin mengoptimalkan fungsi bermain dan belajar bagi anaknya, pilihlah mainan-mainan yang mengandung unsur pendidikan seperti mainan edukatif, mainan kreatif, mainan robotika, mainan mekanika, mainan hidrolik dan mainan-mainan yang mengandung unsur pengembangan diri serta imajinasi anak.

Dengan demikian, naluri anak untuk bermain tersalurkan...
Keinginan orangtua agar anak bisa bermain sambil belajar juga tersalurkan..




Baca juga:
Bermain sambil belajar
Mainan edukasi yang kreatif dan Multifungsi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar