Senin, 30 Juni 2014

Biografi Eyang Blaise Pascal

Blaise pascal
Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 Juni 1623 di Clermaont-Ferrand, Perancis.
Ayahnya, Etienne Pascal adalah seorang penarik pajak yang bertugas di wilayah Auvergne, Perancis.
Sejak usia 4 tahun Pascal dan dua saudara perempuannya Gilberte dan Jacqueline telah ditinggal wafat ibunya ( hmmm....sedih juga ya dari balita udah ga punya ibu lagi ).

Pada tahun 1631 Pascal sekeluarga pindah ke kota Paris yang asli ( bukan Paris van Java maksudnya ).
Ayahnya bisa mengajak Pascal menghadiri diskusi perkumpulan matematika sejak usia 12 tahun.
Tetapi ayahnya sendiri hanya mengajarinya bahasa Latin dan bahasa Yunani, karena ingin memancing keingintahuan pascal terhadap matematika.
Hal inilah yang justru membuatnya terbiasa melakukan percobaan dengan benruk-bentuk geometri, dan memenukan rumus-rumus standar geometri serta menamakan namanya pada rumus-rumus tersebut.

Tahun 1640 keluarganya boyongan ke kota Rouen.
Walaupun hanya belajar dari ayahnya, namun dengan ketekunan yang luar biasa, dia berhasil menemukan teorema geometri yang keren abisss yang disebutnya sebagai 'hexagram ajaib', yaitu sebuah teorema persamaan persilangan antar garis.
Bukan hanya teorema yang sekadar menghitung keseimbangan bentuk, tapi lebih mendasar yaitu geometri proyeksi, yang saat itu belum dikembangkan menjadi cabang ilmu matematika tersendiri.
Pascal kemudian menuliskannya menjadi sebuah buku yaitu Essay on Conics, dimana 'hexagram ajaib' menjadi topik utama yang membahas ratusan perhitungan kerucut, juga membahas teorema Apollonius yang sangat mengagumkan.

Mulai 1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya meninggal pada 19 Agustus 1662

Karya-karya Matematik dan Ilmiah lainnya
Pascal juga menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal :


"Tekanan yang diberikan pada suatu cairan dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah sama rata" 

Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.

Teori Pascal memberikan pengaruh pada teori matematik di saat Pascal memulai kehidupan di Port Royal yang digunakan mengatasi problem penghitungan yang berhubungan dengan kurva dan lingkaran, yang juga harus dikuasai oleh matematikawan modern. Ia banyak menerbitkan teorema yang diajukan sebagai tantangan kepada matematikawan lain untuk dipecahkan, tanpa satupun yang berhasil menjawabnya. Jawaban kemudian datang dari John Wallis, Christopher Wren, Christian Huygens, dan kawan-kawan, tanpa hasil yang memuaskan. Pascal akhirnya menerbitkan jawabannya sendiri dengan menggunakan nama samaran Amos DettonviIle (kemudian dikenal dengan anagram Louis de Montalte), kemudian matematikawan sekarang sering juga menyebut dirinya dengan nama ini.

Teori matematik probabilitas menjadi berkembang pertama kali ketika terjadi komunikasi antara Pascal dan Pierre de Fermat yang akhirnya menemukan bahwa kedua teori Pascal dan Matematika Probabilitas memiliki kesamaan meski masing-masingnya tetap berdiri sendiri. Pascal merencanakan menulis makalah tentang itu, namun lagi-lagi cuma cuplikan-cuplikan yang ditinggalkannya, yang diterbitkan setelah kematiannya. Ia tak pernah menulis teori matematik yang panjang lebar berbelit-belit, melainkan tulisan-tulisan pendek yang singkat, jelas, dan abadi dan digunakan dalam banyak aplikasi kehidupan sehari-hari.

Baca juga:
memahami konsep fisika





*Disarikan dari berbagai sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar